Komposting, Salah Satu Jawaban Permasalahan Sampah Kota

Sampah domestik merupakan komposisi terbesar di TPST. Salah satu upaya mengurangi beban TPST adalah dengan keterlibatan masyarakat dalam melakukan pengelolaan sampah mandiri, misalnya melalui komposting.
0
63
Bagikan di Whatsapp:

PKK Network – Sampah menjadi persoalan di berbagai wilayah. Dapat dikatakan tak ada warga yang dengan sukarela kawasan tinggalnya terbebani aroma tak sedap dari Tempat Pembuangan Sampah Terpadu (TPST). Arus protes terjadi di banyak wilayah. Penutupan TPST, baik sementara maupun tetap, terjadi di berbagai daerah. Sementara data dari sejumlah sumber menyebutkan bahwa limbah domestik menyumbang persentase terbesar di antara keseluruhan jumlah sampah.

Dalam unggahan Instagram @rtrwnetwork, seorang ketua RT di Kecamatan Bojongsoang Kabupaten Bandung membatalkan rencana pengolahan di lingkungan RT karena warga keberatan. Tahun lalu, TPST Piyungan Bantul, DIY ditutup. Tidak menerima pasokan sampah akibat volume sampah sudah melebihi kapasitas. Pemerintah setempat menyarankan untuk melakukan pengolahan sampah secara mandiri.

Ada cukup banyak metode pengelolaan sampah. Salah satunya dengan melakukan komposting. Komposting pun dapat dilakukan dengan beberapa metode. Berikut ini salah satunya yang bisa diterapkan di rumah.

Proses pemilahan sampah organik
Pemilahan merupakan langkah awal dalam pembuatan kompos. Pembiasaan ini perlu dilakukan sedari awal, baik sampah organiknya langsung diproses atau menunggu hingga volume tertentu.

Sampah yang dibutuhkan adalah sampah organik dari dapur seperti sayuran, buah, sisa nasi, dll., dan sampah dari tanaman jika ada.

Proses pencacahan
Setelah jumlah tertentu yang dikendaki terkumpul, cacah sampah organik dalam potongan kecil. Begitu pula dedaunan dari tanaman di rumah, pastikan daun dan rantingnya tercacah dengan baik untuk mempermudah proses fermentasi.

Proses pencampuran
Semua sampah organik yang sudah dicacah dicampur menjadi satu. Aduk rata.

Proses penyimpanan 
Masukkan sampah organik yang tercampur ke dalam wadah yang tertutup rapat dan kedap udara. Masuknya udara bisa membuat proses pembusukan tidak berjalan sempurna.

Pencampuran EM4
Proses pembusukan dapat dipercepat menggunakan larutan EM4. Pembusukan secara alami tanpa EM4, hanya lebih lama saja waktunya. EM4 perlu ditambahkan pada tiap kali ada penambahan sampah baru.

Pendiaman
Biarkan bahan kompos selama 2-3 minggu agar pembusukan terjadi sempurna. Dalam proses ini, sejumlah mikroorganisme mulai menguraikan senyawa kimia dalam sampah organik menjadi lebih sederhana.

Selama proses pendiaman, perlu dilakukan pengadukan. Paling tidak 3 hari sekali. Pengadukan dapat membantu mempercepat proses pengomposan. Jika campuran bahan kompos terasa kering, dapat ditambahkan air secukupnya. Sekadar lembap, bukan basah. Kisaran kelembapannya 40-60%.

Pemanenan
Setelah usai masa pendiaman, limbah organik biasanya telah matang sebagai kompos. Pada fase ini, kompos sudah bisa dipanen dan dimanfaatkan untuk berbagai keperluan tanaman.

Pupuk organik untuk usaha pertanian berkelanjutan (Dok Freepik)

Dengan melakukan komposting mandiri skala rumah tangga, sebagian persoalan sampah perkotaan dapat tertanggulangi.

Sumber: buku Padi Sri Organik Indonesia oleh Mubiar Purwasasmita, dkk.

Tim PKKNetwork/Dhenok Hastuti

Editor: DHE

Penulis

Bagikan di Whatsapp:

Tulis Komentar