Latih Motorik Halus Anak sejak Usia Dini agar Kreatif dan Mandiri

Pada umumnya, keterampilan motorik halus berkembang lebih lambat dibandingkan keterampilan motorik kasar. Dibutuhkan kesabaran dan kejelian dalam memberikan latihan demi perkembangan anak usia dini.
0
48
Bagikan di Whatsapp:

Dalam proses tumbuh kembang anak dikenal dengan istilah motorik halus dan motorik kasar. Motorik halus adalah kemampuan anak dalam menggunakan otot-otot kecilnya, seperti otot pada pergelangan tangan dan jari. Sedangkan motorik kasar adalah kemampuan anak untuk menggunakan otot-otot besar, seperti otot kaki untuk berjalan. Perkembangan motorik anak, baik kasar maupun halus berbeda-beda. Ada anak dengan perkembangan motorik lebih cepat, ada pula yang lambat. Pada tahap tertentu, perbedaan masih dianggap wajar.

Banyak orang tua yang lebih khawatir ketika balitanya lambat kemampuan motorik kasarnya, misalnya lambat kemampuan berjalannya. Berbeda dengan saat mengetahui bahwa kemampuan motorik halusnya masih terbatas. Padahal keterampilan motorik kasar hanya melibatkan gerakan tunggal yang menggunakan otot-otot besar. Sedangkan keterampilan motorik halus membutuhkan koordinasi antara organ yang berbeda, misalnya, tangan, mata, lengan, dan anggota badan, yang tentu saja memiliki peran penting dalam tumbuh kembang anak.

Secara garis besar, kemampuan motorik halus membantu anak-anak bertumbuh dengan baik karena organ tubuhnya berfungsi dengan baik.

  • Terampil dalam menggerakkan jari. Dengan keterampilannya ini, anak akan terbantu saat mulai belajar menggambar, mengambil atau memungut benda, menulis, dan mengancingkan pakaian.
  • Koordinasi yang baik antara mata dan tangan
    Keterampilan motorik halus berkembang baik ditandai dengan bagusnya koordinasi mata dan tangan. Anak akan terbantu saat melakukan aneka aktivitasnya yang membutuhkan waktu lama untuk menggerakkan jari dan memantau dengan matanya.
  • Kendalikan emosi yang terjaga
    Kegiatan yang melibatkan motorik halus biasanya berjalan relatif lambat, membutuhkan kejelian, dan kesabaran dalam mengerjakannya. Hal ini membantu anak dalam mengendalikan emosinya.
  • Latih kemandirian
    Dengan melatif motorik halus sejak kecil, saat harus bersosialisasi dengan lingkungan luar rumah, anak akan lebih mandiri.

Ada banyak latihan yang bisa diberikan kepada anak-anak untuk meningkatkan keterampilan motorik halusnya. Tiap tahapan usia membutuhkan jenis latihan yang berbeda. Berikut ini latihan yang bisa diberikan untuk anak-anak yang memasuki usia PAUD.

Latihan mewarnai untuk latih motorik halus dan imajinasi (Dok. Freepik)

Menggunting dan melipat kertas
Baik kegiatan menggunting maupun melipat melibatkan koordinasi antara mata dan tangan atau jari. Orang tua dapat menyiapkan kertas warna-warni atau bergambar untuk dipotong dan dilipat. Selain melatih koordinasi mata dan jari, kegiatan ini juga dapat menguatkan otot-otot jari dan tangan, melatih kesabaran, dan meningkatkan rasa percaya diri anak. Lipatan bisa diawali dari yang paling sederhana hingga yang rumit. Pastikan gunting yang dipakai aman dalam penggunaannya.

Menggambar dan mewarnai dengan krayon atau pensil warna
Kegiatan ini bukan sekadar meningkatkan imajinasi dan kreativitas anak usia PAUD, namun melatih anak memegang alat warnanya dengan tepat. Berikutnya, barulah mulai diarahkan dalam berimajinasi dengan pilihan warna mereka.

Membuka dan menutup botol
Orang dewasa mungkin tak terpikir untuk memberikan latihan ini. Padahal saat buka-tutup botol, otot-otot jari dan pergelangan tangan anak terstimuli. Selain tentu saja meningkatkan koordinasi mata dan tangan. Pada tahapan berikutnya bisa ditambahkan dengan pilihan warna. Mencocokkan warna tutup dengan botol.

Bermain playdoh
Permainan ini baik untuk merangsang motorik halus anak. Saat mereka meremas playdoh menjadi bentuk yang diminta atau yang mereka inginkan, otot-otot tangan akan terlatih, mata pun terlatih untuk berkoordinasi.

Latihan “membentuk” untuk melatih otot dan koordinasi mata (Dok. Freepik)

Melukis dengan jari
Meski mirip dengan playdoh yaitu sama-sama bersentuhan langsung dengan medianya, namun kegiatan ini juga mengajarkan anak untuk lebih peka tekstur. Media berupa bubur kanji berwarna ini membantu mereka mengenal tekstur lembik dan basah. Selain itu ada pilihan warna yang membantu mereka berimajinasi untuk lukisan yang mereka buat.

Meronce berbagai bentuk
Kegiatan meronce ini intinya memadukan aneka komponen menjadi satu dengan menggunakan tali atau benang. Materinya bisa berupa manik-manik, kertas dan plastik yang sudah dibentuk, atau aneka benda dari alam. Produk jadinya bisa berupa gelang, kalung, hiasan dinding, hiasan di taman rumah, dan lain-lain. Dengan berlatih meronce, kekuatan otot-otot jari tangan khususnya jari telunjuk dan ibu jari anak akan terasah. Begitu pula dengan kelenturan jari-jari tangan mereka.

Melepas dan memasang
Kegiatan memasang dan melepas ini dapat diterapkan untuk benda-benda kecil, misalnya kancing baju dan tali sepatu. Fungsinya untuk memberikan rangsangan kepada jari-jari tangan dan melatih koordinasi antara kedua tangan. Kegiatan ini bermanfaat di kemudian hari, membantu anak lebih mandiri.

Beberapa kegiatan lain bisa dilakukan secara bervariasi, untuk lebih melatih organ motorik halus anak dengan tetap mempertimbangkan kemampuan mereka berdasarkan usia dan kecepatan dalam berlatih. Para kader posyandu memiliki panduan tahapan perkembangan, termasuk untuk anak-anak usia PAUD. Orang tua dengan anak-anak usia dini ini dapat berkonsultasi dengan para kader untuk mendapatkan pendampingan. Jika membutuhkan penanganan yang lebih detail dapat direkomendasikan untuk berkonsultasi dengan profesional, misalnya dengan dokter, psikolog, atau ahli terapi anak.

berbagai sumber

Tim PKK Network/Dhenok Hastuti
Editor: DHE

 

Penulis

Bagikan di Whatsapp:

Tulis Komentar