Asma, Salah Satu PTM yang Perlu Ditangani dengan Baik

Asma tidak termasuk dalam daftar penyakit penyebab kematian tertinggi di Indonesia. Meski demikian tetap dibutuhkan penanganan yang tepat.
0
66
Bagikan di Whatsapp:

PKK Network – Asma merupakan salah satu penyakit tidak menular (PTM) yang umum diderita masyarakat Indonesia. Data Kemenkes RI tahun 2020 menyebutkan terdapat sekitar 4,5% penduduk Indonesia yang menderita asma. Penyakit ini diketahui sebagai salah satu gangguan sistem pernapasan yang ditandai dengan peradangan dan penyempitan saluran napas hingga menyebabkan sesak. Gangguan asma bisa diderita semua kalangan, dan dalam berbagai usia.

Pada umumnya gejala yang dialami penderita asma adalah batuk, mengi, dan sesak napas. Gejala ini dapat memburuk sesuai derajat atau tingkat keparahan asma. Karena itu setiap penderita dan keluarga penderita wajib mengetahui cara mengendalikan dan mengontrol penyakit ini agar tidak menjadi berat dan mengganggu aktivitas. Meski penyakit yang umum ditemukan, asma tidak dapat dianggap sepele. Jika pengelolaan tidak baik, asma dapat menimbulkan kematian.

Hingga kini belum diketahui secara pasti apa penyebab asma. Dari berbagai penelitian dan pengamatan atas kasus-kasus asma, beberapa hal berikut diduga dapat menjadi pemicu asma:

  • Infeksi saluran pernapasan atas
  • Perubahan suhu yang drastis
  • Gangguan asap rokok, baik sebagai perokok aktif maupun pasif
  • Dampak pengawet dalam makanan dan minuman
  • Paparan zat-zat di udara, seperti adanya polusi udara
  • Alergi jenis makanan tertentu
  • Stres dan gangguan kecemasan
  • GERD
  • Penggunaan obat-obatan tertentu
  • Aktivitas berlebihan

Berdasarkan faktor pemicu di atas, asma terbagi dalam beberapa jenis, yakni:

  • Asma alergi
  • Asma olahraga
  • Asma nokturnal (hanya kambuh di malam hari)
  • Asma batuk
  • Asma karena pekerjaan tertentu

Asma dapat terjadi pada semua kalangan, kaya-miskin, tua-muda, orang dengan segala bidang kerjaan. Namun, pada umumnya gejala asma telah diketahui sejak penderitanya masih anak-anak.

Berikut ini beberapa faktor yang dapat meningkatkan risiko asma pada anak-anak:

  • Berasal dari keluarga yang memiliki riwayat asma
  • Pernah mengalami infeksi pernapasan, seperti bronkitis dan pneumonia Kelahiran prematur
  • Terlahir dengan kondisi BBLR (berat badan lahir rendah)
  • Memiliki alergi atopik

Seperti solusi pencegahan PTM pada umumnya, salah satu hal yang dapat mencegah munculnya gangguan adalah mengendalikan faktor risiko. Yang termasuk dalam faktor risiko PTM adalah perilaku, metabolisme, dan sosiodemografi. Saat diketahui terdapat gejala asma, biasanya, dokter akan merekomendasikan penderita asma untuk menggunakan inhaler sebagai pertolongan pertama. Maka, orang dengan gejala asma disarankan untuk menyiapkan inhaler di rumah. Untuk pengobatan medisnya, dokter akan penanganan sesuai gejalanya, yakni:

  • Obat jangka panjang, yang ditujukan kepada pasien dengan gejala kronis. Pengobatan ini bertujuan mengendalikan keparahan gejala, mencegah kambuh secara berkelanjutan, dan mengurangi risiko komplikasi.
  • Obat jangka pendek, diberikan kepada penderita asma untuk meringankan gejala akibat serangan akut yang baru muncul sekaligus ketika gejala kambuh sewaktu-waktu. Pengobatan ini hanya berjangka waktu seminggu.

Saran bagi penderita asma terutama adalah melakukan pencegahan dengan menghindari faktor risiko. Saat serangan terjadi, ikuti tata laksana yang dianjurkan dokter dan tidak mengonsumsi obat secara sembarangan. Selain itu, periksakan diri secara rutin untuk menghindari sakit yang berkelanjutan.

 

berbagai sumber

 

Tim PKK Network/Dhenok Hastuti

Editor: DHE

Penulis

Bagikan di Whatsapp:

Tulis Komentar