PKK Kabupaten Batu Bara Gelar Gebyar IVA Test demi Cegah Kanker Leher Rahim

Kanker leher rahim masih tercatat sebagai penyebab kematian yang tinggi, baik di Indonesia maupun di dunia. Di Indonesia, kasus kanker serviks adalah terbanyak kedua setelah kanker payudara.
0
75
Bagikan di Whatsapp:

PKK Network – Demi meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya pemeriksaan dengan metode tes IVA di Kabupaten Batu Bara, PKK Kabupaten Batu Bara bersama Pemerintah Batu Bara menggelar pelaksanaan Gebyar IVA Test di Kecamatan Talawi pada Sabtu (01/06) lalu. Kecamatan Talawi dipilih sebagai wilayah Percontohan IVA Test. Tayangan lengkapnya dapat ditelusuri di tayangan yang dibagikan akun Instagram @tppkk.kabupatenbatubara.

Angka penderita kanker serviks di Indonesia masih tinggi. Itu pun pengobatannya dilakukan setelah penderita berada dalam stadium lanjut. Mengutip laman P2PTM Kementerian Kesehatan, hal ini disinyalir disebabkan oleh kesadaran melakukan deteksi dini kanker serviks yang masih rendah. Padahal keganasan kanker leher rahim sebetulnya dapat dicegah dengan melakukan deteksi dini. Pemeriksaan bisa dilakukan dengan metode pap smear atau dengan IVA alias inspeksi visual dengan asam asetat.

Metode pap smear membutuhkan biaya yang cukup besar. Yang kemudian dikembangkan adalah tes IVA yang biayanya relatif terjangkau sehingga diharapkan dapat memudahkan masyarakat untuk melakukan deteksi dini.

Metode pemeriksaan IVA caranya adalah dengan mengoleskan secara langsung asam asetat/cuka dapur encer (konsentrasi 3-5%) pada leher rahim. Dalam waktu kurang lebih satu menit bisa diketahui tanda-tandanya. Jika terdapat sel-sel displasia (tahapan prakanker), pada leherrahim akan terlihat bercak putih. Hasil IVA bisa diketahui oleh pelaku tes hanya dengan menunggu sekitar 15 menit. Dengan hasil yang diterimanya, pelaku tes akan diarahkan untuk mengambil langkah selanjutnya. Jika normal, tenaga kesehatan akan menganjurkan mengulang pemeriksaan setidaknya tiga tahun sekali. Jika hasilnya menunjukkan ada potensi kanker, maka petugas akan memberikan rujukan untuk pasien melakukan pemeriksaan lanjutan.

Tes IVA dapat dilakukan kapan saja dalam siklus menstruasi, dalam masa nifas, atau pasca keguguran. Disarankan pemeriksaan dilakukan setelah selesai hari menstruasi, tidak dalam keadaan hamil, dan tidak melakukan hubungan seksual dalam kurun 24 jam sebelum pemeriksaan. Deteksi disarankan untuk dilakukan oleh perempuan ketika menginjak usia 35 – 40 tahun, paling tidak satu kali. Dan jika memungkinkan dilakukan pengulangan setiap tahun atau setiap lima tahun pada rentang usia 35 – 55 tahun.

Para peserta tes IVAmendapatkan oleh-oleh (Dok. IG @tppkk.kabuatenbatubara)

Kegiatan tes IVA di Kecamatan Talawi ini mendapatkan dukungan OPD Terkati dan Bank Sumut, yang menyerahkan bantuan senilai lima puluh juta rupiah. Uang tersebut dikonversi menjadi sembako yang dibagikan kepada masyarakat kurang mampu yang mengikuti tes IVA.

 

Tim PKK Network/Dhenok Hastuti
Editor: DHE

Penulis

Bagikan di Whatsapp:

Tulis Komentar