Tips Mengatasi Kecanduan Gawai pada Anak

0
42
Bagikan di Whatsapp:

PKK Network – Di era digital ini, gawai telah menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan sehari-hari. Bagi anak-anak, gawai bisa menjadi teman sekaligus musuh dalam proses tumbuh kembang mereka. Meskipun gawai memberikan manfaat, seperti membantu belajar dan mengenal dunia digital, ada dampak negatif yang harus diwaspadai, terutama dalam hal kecanduan.

Mengatasi kecanduan gawai pada anak bukanlah hal yang mudah. Reaksi penolakan seperti menangis, marah, atau mogok makan sering kali muncul ketika waktu bermain di perangkat ini dibatasi.

Tetap awasi penggunaan gawai bagi anak (Dok. Freepik).

Berikut beberapa tips yang dibagikan akun Instagram BKKBN Jawa Barat:

1. Jadi contoh yang baik
Anak-anak adalah peniru ulung. Hindari bermain gawai di depan anak dan gunakan gawai dengan bijak. Dengan begitu, anak akan mencontoh perilaku orang tua yang sehat dan seimbang dalam penggunaan gawai.

2. Rotasi dan awasi penggunaan gawai
Batasi waktu akses gawai menjadi 1-2 jam sehari dan awasi kontennya. Gunakan fitur pembatasan usia untuk memastikan anak hanya mengakses konten yang sesuai. Penting untuk bersikap tegas dalam menerapkan aturan ini.

3. Buat aktivitas menyenangkan
Ajak anak melakukan aktivitas seru di luar gawai, seperti bersepeda, memasak, menggambar, atau berkebun. Dengan memberikan alternatif aktivitas yang menarik, anak akan lebih mudah mengurangi ketergantungan pada gawai.

4. Tetapkan wilayah bebas gawai di rumah
Ciptakan zona bebas gawai di rumah, seperti ruang makan dan kamar tidur. Hal ini dapat membantu anak fokus pada interaksi sosial dan keluarga.

5. Berikan mainan yang sesuai usia
Untuk mengurangi penggunaan gawai, berikan mainan yang sesuai dengan usia anak. Misalnya, untuk anak usia 1-3 tahun, sediakan mainan blok, puzzle, krayon, buku gambar, atau permainan profesi.

Dalam menerapkan aturan baru ini, hindari memarahi anak saat melanggar. Diperlukan kesabaran dan fleksibilitas. Jika kecanduan gawai pada si kecil sudah parah, jangan ragu untuk berkonsultasi dengan tenaga kesehatan profesional.

Tim PKK Network/Intan Nuraeni

Editor: DHE

Penulis

Bagikan di Whatsapp:

Tulis Komentar