Apakah Balita Wajib Minum Susu?

Banyak orang tua yang meyakini bahwa susu merupakan kebutuhan utama balita. Padahal jika nutrisi tercukupi dari makanan, susu tak harus diberikan.
0
42
Bagikan di Whatsapp:

PKK Network – Baru-baru ini pemerintah mengeluarkan larangan bagi produsen dan distributor susu formula menyediakan produk secara cuma-cuma dan menyelenggarakan program potongan harga. Larangan ini tertuang dalam Pasal 33 Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 28 Tahun 2024 Peraturan Pelaksanaan Undang-Undang (UU) Nomor 17 Tahun 2023 tentang Kesehatan. Gelombang protes bermunculan di tengah masyarakat.

Kebijakan pemerintah tersebut dikeluarkan demi mendukung pemberian air susu ibu (ASI) eksklusif untuk bayi sejak dilahirkan hingga usia 6 bulan dan pemberian ASI hingga umur bayi 2 tahun. Larangan tertuju kepada produsen dan distributor susu formula yang selama ini membuat program pemberian produk susu secara cuma-cuma kepada fasilitas pelayanan kesehatan, tenaga medis dan kesehatan, kader kesehatan, dan ibu hamil atau baru melahirkan. Program lain yang biasa dilakukan produsen dan distributor susu formula adalah melakukan penawaran atau penjualan langsung produk susu mereka ke rumah warga. Larangan juga berlaku bagi pemberian harga khusus atau diskon terhadap susu formula pengganti ASI.

Pasalnya ada kekhawatiran balita tidak mendapatkan gizi yang baik jika tidak mendapatkan tambahan susu formula. Betulkah demikian?

American Academy of Pediatrics memberikan rekomendasikan konsumsi susu bagi balita usia 1 hingga 12 bulan sejumlah 2-3 cangkir susu perhari. Untuk anak-anak usia 2 hingga 5 tahun, 2-2,5 cangkir susu rendah lemak atau susu skim per hari. Meski demikian, tetap disarankan agar susu diposisikan sebagai makanan pendamping. Sedangkan makanan utama tetap berupa makanan padat yang bergizi. Saat balita disapih dari ASI, selagi nutrisi tercukupi, tumbuh kembang mereka akan berjalan dengan baik. Kecuai jika si kecil adalah pemilih makanan alias picky eater, pemberian susu formula tambahan dapat membantu mencegah balita dari kekurangan gizi.

Pada sisi lain, jika balita terlalu banyak mengonsumsi susu, malah menjadikan mereka tidak sehat. Berikut ini beberapa risiko jika terlalu banyak minum susu yang kami kutipkan dari sejumlah sumber:

Kebiasaan makan yang buruk
Konsumsi susu berlebihan dapat membuat asupan kalori yang berlebihan bagi balita. Kondisi akan makin memburuk jika pemberian susu tambahan in terus dilakukan hingga melewati usia 2 tahun. Karena pemberian kalori ekstra ini, anak akan kekenyangan dan enggan menyantap makanan lain yang notabene memiliki nilai gizi yang diperlukan tubuh.

Sembelit
Susu memang mengenyangkan. Namun susu tidak mengandung serat. Balita hanya mendapatkan tambahan kalori, bukan serat. Kondisi ini bisa terjadi jika balita mengonsumsi susu lebih dari 500 gram setiap hari.

Anemia susu
Susu mengandung sedikit zat besi. Susu tidak dapat menggantikan fungsi makanan yang mengandung banyak zat besi yang memang diperlukan tubuh, terutama bagi balita yang masih dalam masa pertumbuhan. Kondisi ini dapat membawa balita ke dalam kondisi anemai.

Pemenuhan gizi balita yang utama bukan dari susu. Sumber kalsium untuk anak dapat ditemukan dalam sayuran tertentu, yakni sayuran berdaun hijau. Sedangkan lemak dan protein dapat ditemukan antara lain dari ikan, daging, dan telur, serta kacang-kacangan, minyak nabati, dan alpukat.

Tim PKK Network/Dhenok Hastuti
Editor: DHE

Penulis

Bagikan di Whatsapp:

Tulis Komentar