Aktivitas Fisik untuk Anak Usia Dini

Kebiasaan yang dilakukan sejak masa kanak membentuk karakter seseorang. Termasuk dalam hal aktivitas fisik.
0
73
Bagikan di Whatsapp:

PKK Network – Melakukan pembiasaan aktivitas fisik sedari bocah, dapat membuat mereka tumbuh sebagai seorang dewasa dengan gaya hidup aktif. Ini menjadi salah satu topik yang banyak berkaitan dengan aktivitas para pegiat PKK, utamanya tim Posyandu. Yuk, kita kenali lebih jauh tentang aktivitas fisik yang perlu diterapkan kepada anak sejak usia dini.

Tapi, sebelum membahas soal aktivitas fisik anak yang sesuai, berikut ini beberapa manfaat dari aktivitas fisik untuk kelompok usia dini:

  • Menjaga berat badan ideal dan mengurangi risiko obesitas
  • Mengurangi risiko penyakit tidak menular, penyakit pembuluh darah, dan mengurangi keganasan di kemudian hari.
  • Meningkatkan proses tumbuh kembang otak dan meningkatkan proses belajar
  • Meningkatkan keterampilan gerak serta merangsang pertumbuhan tulang dan kekuatan otot
  • Mendorong peningkatan koordinasi gerak, interaksi, dan sosialisasi; mengingat usia dini adalah usia awal dalam mengenal dunia.

Anak yang aktif mampu belajar dan menyerap pengetahuan dengan lebih efektif, sehingga akan membantu saat memasuki lingkungan sekolah. Lalu apa saja aktivitas fisik yang disarankan untuk anak usia dini?

1. Stimulasi
Stimulasi merupakan rangsangan yang dengan sengaja diberikan untuk mendapatkan respons tertentu. Dalam hal ini, orang tua dapat mulai mengajarkan aktivitas fisik yang akan membantu perkembangan, khususnya perkembangan motorik kasar.

2. Aktivitas fisik
Ajakan melakukan aktivitas fisik menyesuaikan usia anak.

Pada bulan-bulan awal, ajak bayi tengkurap dengan memberikan stimulasi saat ia sedang terbangun. Jika bayi belum dapat merangkak, rangsang dengan menaruh mainan di hadapannya. Aktivitas dalam kondisi tengkurap ini dapat dilakukan setidaknya 30 menit sehari, di bawah pengawasan orang dewasa.

Perkembangan berikutnya, permainan dapat dilakukan dengan merangsang gerak berguling, duduk, merangkak, meraih, dan menggenggam benda. Pastikan lingkungan tempat bermain dan sekitarnya aman. Selain itu, selalu perhatikan serta topang kepala dan leher anak saat diperlukan.

Ketika anak berusia sekitar satu hingga dua tahun, sudah mampu berjalan, bentuk aktivitas lebih bervariasi. Masukkan dalam agenda pembelajaran, aktivitas yang membutuhkan banyak tenaga dalam waktu pendek, seperti melompat, memanjat, berlari. Bisa ditambah dengan lempar-tangkap-tendang bola. Permainan mendorong dan menarik juga perlu dilakukan untuk pemahaman anak akan ruang yang ditempatinya. Bisa ditambahkan dengan musik sebagai harmoni, mengajak anak bergerak mengikuti irama.

Pada masa ini, olahraga diperlukan untuk memperkuat kemampuan dasar motor kasar serta perkembangan lainnya seperti kemampuan koordinasi mata-tangan (motor-halus), keseimbangan, dan ritme gerak fisik. Berikan pula permainan interaktif seperti senam atau menari, yang sekaligus dapat melatih anak dalam mengikuti instruksi.

Usia prasekolah sudah bisa diajak olahraga permainan (Dok. Freepik)

Memasuki usia prasekolah, usia 4- 5 tahun, makin banyak pilihan permainan yang dapat dijadikan aktivitas fisik. Penting untuk menyelipkan latihan napas yang cepat dan dalam, seperti perlombaan kecepatan dalam olahraga.

Saat mendampingi anak dalam aktivitas fisik, pastikan mereka tak kekurangan cairan yang menyebabkan dehidrasi. Berikan minum sebelum mereka merasa haus. Gunakan air minum dengan suhu ruang, bukan yang hangat atau dingin.

Referensi: Majalah Bulanan Kementerian Kesehatan

 

Tim PKK Network/Dhenok Hastuti

Editor: DHE

Penulis

Bagikan di Whatsapp:

Tulis Komentar