Bangun Pembiasaan Baru Konsumsi Air Putih bagi Anak-Anak

Membangun kebiasaan baru tentu tak mudah. Tapi demi kesehatan sebagai bekal masa depan anak, mengajak anak meninggalkan minuman tak sehat bisa segera dimulai.
0
90
Bagikan di Whatsapp:

PKK Network – Beberapa waktu terakhir beredar viral tayangan anak-anak yang harus cuci darah akibat gagal ginjal. Kalangan medis dan ahli gizi menyebutkan bahwa salah satu penyebabnya adalah kebiasaan minum minuman kemasan atau minuman berasa. Tak dimungkiri, banyaknya pilihan minuman kemasan yang ada di pasaran menjadikan anak-anak kehilangan selera akan minuman sehat yang tak berasa. Konsumsi jangka panjang dipastikan mengganggu kesehatan anak-anak. Tentu saja ini menjadi PR bagi para orang tua dan pegiat PKK.

Apa yang perlu dilakukan agar anak-anak tidak terjebak pada kebiasaan minum-minuman kemasan, dan yang sudah telanjur, dapat meninggalkan kebiasaan buruk tersebut? Kami himpun sejumlah tips dari beberapa sumber. Tapi sebelumnya, mari kita kenali jumlah kebutuhan air putih pada anak.

Si kecil bisa mulai diperkenalkan dengan air putih sejak memasuki usia 6 bulanan. Besarannya menyesuaikan. Kebutuhan cairan setiap anak berbeda-beda, tergantung umur, tinggi dan berat badan, jenis aktivitas harian, serta cuaca yang sedang berlangsung.

Berdasarkan patokan Angka Kecukupan Gizi (AKG) dari Kementerian Kesehatan, secara umum jumlah kebutuhan cairan anak adalah sebagai berikut:

  • 900 ml atau sekitar 4–5 gelas untuk anak usia 6–11 bulan
  • 1,2 l atau sekitar 6 gelas untuk anak usia 1–3 tahun
  • 1,5 l atau sekitar 7–8 gelas untuk anak usia 4–6 tahun
  • 1,7 l atau 8–9 gelas untuk anak usia 7–9 tahun
  • 1,9–2,1 l atau sekitar 8–11 gelas untuk anak usia di atas 10 tahun

Ukuran gelas yang dijadikan takaran adalah gelas belimbing yang umumnya volumenya 200 ml.

Lalu, bagaimana cara membiasakan anak mau mengonsumsi air putih?

  1. Jadilah contoh. Anak dapat dengan mudah melakukan duplikasi. Jika orang tua memiliki kebiasaan minum yang buruk, jangan salahkan mereka jika meniru. Sebaliknya, jika orang tua rajin mengonsumsi air putih, anak dapat dengan mudah mengikuti. Kalau masih enggan, bisa dilanjutkan ke poin berikutnya.
  2. Siapkan botol minum yang menarik. Botol bergambar akan memberi daya tarik tersendiri bagi si kecil. Apalagi jika gambarnya merupakan tokoh-tokoh favorit mereka. Selain gambar, warna juga membantu menarik minat mereka. Biarkan botolnya saja yang berwarna, bukan minumannya. Sebaiknya botol-botol itu juga diletakkan di lokasi yang terjangkau bocah.
  3. Batasi ketersediaan pilihan minuman. Jika air putih menjadi satu-satunya minuman yang tersedia, kemungkinan besar anak-anak akan meminumnya hingga hal tersebut menjadi kebiasaan sehari-hari. Kalau saat ini masih gemar menyimpannya, ucapkan selamat jalan kepada segala minuman manis atau bersoda.
  4. Tambahkan potongan buah. Air putih yang tawar memang tak menarik buat anak-anak. Salah satu solusinya adalah memberikan tambahan potongan buah yang mereka sukai seperti stroberi, anggur, jeruk, dll. Selain menjadikan air minum sedikit berasa, buah juga menjadi tambahan nutrisi.
  5. Pembiasaan secara bertahap. Jika sebelumnya anak sudah terbiasa minum berwarna atau minum minuman dalam kemasan, pembiasaan baru untuk mengonsumsi air tawar tentu tak mudah. Pelan-pelan dan bertahap saja. Tak perlu menginginkan mendapatkan hasil yang cepat. Nikmati prosesnya.
  6. Berikan penghargaan terhadap anak. Ini merupakan hal sederhana yang seringkali terabaikan oleh orang tua. Apresiasi perlu dilakukan untuk menghargai perjuangan anak. Apresiasi dapat berupa sekadar pujian maupun memenuhi permintaan si bocah. Hati-hati untuk tidak terjebak sebagai transaksi.

Tim PKK Network/Dhenok Hastuti
Editor: DHE

Penulis

Bagikan di Whatsapp:

Tulis Komentar