Hati-Hati, Perokok Pasif Berisiko Terkena PPOK

PPOK merupakan salah satu penyakit tidak menular (PTM) yang umam ditemukan di Tengah masyarakat. Penyakit ini banyak diderita oleh mereka yang dalam jangka panjang terpapar gas atau partikel yang mengiritasi, paling sering dari asap rokok.
0
30
Bagikan di Whatsapp:

PPOK merupakan salah satu penyakit tidak menular (PTM) yang umam ditemukan di Tengah masyarakat. Penyakit ini banyak diderita oleh mereka yang dalam jangka panjang terpapar gas atau partikel yang mengiritasi, paling sering dari asap rokok.

PKK Network – Para perokok pasif atau siapa pun yang terpapar asap rokok ada baiknya waspada. Dalam jangka pendek efeknya bisa jadi tak langsung terasa. Namun dalam jangka panjang akan terjadi hambatan  aliran dari paru-paru yang merupakan tanda dari penyakit part-paru obstruktif kronis (PPOK). Gejalanya meliputi kesulitan bernapas, batuk, produksi lendir (dahak), dan mengi. 

PPOK merupakan salah satu PTM yang terus diupayakan pemberantasannya karena banyaknya kasus yang terjadi di tengah masyarakat. Penyakit ini tak hanya menyerang orang di usia tua namun juga mulai diderita oleh mereka yang relatif muda. Jika tak tertangani dengan tepat, penderita PPOK berisiko lebih tinggi terkena penyakit lain yang lebih berat, seperti jantung, kanker paru-paru, dan berbagai kondisi lainnya.

Beberapa kondisi yang menjadi penyebab PPOK adalah:

  • Emfisema, penyakit paru yang dapat menyebabkan kerusakan dinding dan serat elastis dari alveoli.
  • Bronkitis kronis. Ada kondisi ketika saluran bronkial pengidap mengalami peradangan dan menyempit. Paru-paru penderita menghasilkan lendir lebih banyak, yang mengakibatkan saluran udara terhalangi.
  • Iritasi pada paru-paru. Iritasi dapat terjadi sebagai akibat dari paparan asap rokok berkepanjangan, polusi udara, paparan debu, serta penyebab lain ha.
  • Keterbatasan protein alfa-1 antitripsin. Kekurangan protein ini bisa memengaruhi kesehatan hati dan paru-paru.

Ada sejumlah faktor risiko dari PPOK. Selain paparan rokok dalam jangka panjang, baik secara aktif maupun pasif, juga beberapa faktor risiko berikut ini:

  • Mengidap asma. Bagi penderita asma, disarankan untuk menghindari faktor pencetus misalnya tidak menjadi perokok dan menjauhi asap rokok agar terhindar dari kemungkinan berkembangnya PPOK.
  • Paparan debu dan bahan kimia. Terkena paparan asap, uap, dan debu bahan kimia di tempat dalam jangka waktu yang lama dapat menyebabkan iritasi dan merusak paru-paru.
  • Paparan asap dari pembakaran. Rumah dengan ventilasi buruk, bahkan dari asap pembakaran kegiatan memasak saga dapat berpotensi menyebabkan PPOK.
  • Genetika. Defisiensi alfa-1-antitripsin merupakan faktor genetika yang menjadi penyebab beberapa kasus PPOK.

Gejala PPOK sering kali tidak muncul hingga paru-paru mengalami kerusakan yang signifikan. Selain itu juga sudah mulai terjadi penurunan fungsi paru-paru terutama jika pengidap penyakit ini tetap menjadi perokok Katie.

Gejala utama yang sering pada bronkitis kronis adalah batuk berdahak yang berlangsung selama kurun paling tidak 3 bulan dalam 2 tahun. Gejala lainnya:

  • Sesak napas, terutama saat melakukan aktivitas fisik
  • Mengi atau napasnya berbunyi
  • Produksi dahak yang banyak
  • Batuk produktif
  • Mudah terpapar infeksi saluran napas
  • Mudah lelah
  • Terjadi sianosis pada kuku dan bibir
  • Terjadi penurunan berat badan
  • Mengalami pembengkak pada pergelangan kaki, kaki, atau betis

Jika mengalami gejala di atas, terlebih bagi yang memiliki faktor risiko, bisa segera periksakan ke dokter. Dapat pula melakukan pemeriksaan di layanan posbindu di wilayahnya masing-masing.

disarikan dari berbagai sumber

Tim PKK Network/Dhenok Hastuti

Editor: DHE

Penulis

Bagikan di Whatsapp:

Tulis Komentar