PKK Network – Beberapa waktu terakhir beredar viral cerita tentang ibu muda yang bermasalah dengan kandungannya akibat menjalankan puasa ramadan. Padahal bidannya sudah menyarankan untuk tidak usah puasa. Banyak referensi juga yang menyebutkan kebutuhan gizi bagi ibu hamil. Nah, bagaimana dengan ibu menyusui (busui)? Apakah juga tidak diperbolehkan puasa?
Soal boleh atau tidaknya puasa bagi busui sering kali menjadi bahan diskusi, mengingat perubahan pola makan yang berubah saat puasa dikhawatirkan akan memengaruhi produksi dan kualitas ASI. Beberapa situs kesehatan menyebutkan bahwa busui diperbolehkan berpuasa karena tidak memengaruhi produksi ASI. Hanya tetap perlu memperhatikan asupan nutrisi, cairan, serta istirahat yang cukup.
Berikut ini beberapa hal yang perlu diperhatikan jika busui ingin ikut menjalankan puasa:
Cegah terjadinya dehidrasi
Pastikan busui memenuhi kebutuhan cairan tubuh selama menjalankan puasa. Setiap harinya disarankankan untuk konsumsi air minum 8 gelas air putih atau sekitar 2,5 liter. Jumlah tersebut dibagi dalam 2 gelas saat sahur, 2 gelas saat berbuka puasa, dan 4 gelas pada malam hari secara berkala.
Selain kebutuhan air dari minuman, disarankan pula bagi busui untuk konsumsi makanan yang kaya air, seperti sup atau buah semangka, belimbing, stroberi, atau jeruk.
Jaga asupan nutrisi
Selain kebutuhan cairan, tentunya kebutuhan gizi harus tercukupi. Pilihan yang baik bagi busui saat puasa antara lain brokoli, kacang merah, bayam, katuk, daging, telur, dan salmon, bahan makanan dengan kandungan potasium, magnesium, dan seng.
Frekuensi makan perlu diupayakan sebanyak tiga kali sehari. Pembagiannya, makan saat sahur, berbuka, dan pada jelang tidur. Jika dibutuhkan bisa ditambahkan suplemen makanan.
Istirahat yang cukup
Istirahat cukup penting untuk menjaga stamina tubuh busui serta produksi ASI. Usahakan tidur selama minimal 7 jam setiap malam. Siang bisa ditambahkan dengan tidur sebentar, tak lebih dari 60 menit.
Lakukan olahraga ringan
Saat berpuasa, busui tetap disarankan melakukan aktivitas fisik pada pagi atau sore hari. Hal ini untuk menjaga peredaran darah tetap lancar. Kebugaran tubuh pun terjaga. Sebaiknya olahraga dilakukan di tempat yang sejuk agar tak menguras energi.
Meski busui tetap diperbolehkan berpuasa, namun puasa bagi busui disarankan untuk yang bayinya sudah berusia di atas 6 bulan atau sudah konsumsi makanan pendamping di luar ASI. Selain itu, jika selama menjalankan puasa terasa produksi ASI berkurang, sebaiknya puasa dihentikan demi menjaga kesehatan bayi.
Selain itu, untuk menjaga stamina busui, terutama bagi busui yang masih tetap harus menjalankan tugas domestik, pastikan semua kebutuhan sudah terpenuhi. Bahan makanan dan minuman sudah disiapkan di lemari pendingin. Sebaiknya anggota keluarga lainnya juga terlibat dalam pekerjaan rumah agar kesehatan busui dan bayi tetap prima.
Berbagai sumber
Tim PKK Netwok/Dhenok Hastuti
Editor: DHE