Komunitas Eco Enzyme Nusantara Ajak Warga Peduli Lingkungan

Komunitas ini memelopori pemanfaatan sampah organik atau sampah sisa sayur dan buah-buahan yang ada pada rumah tangga, kemudian diolah kembali antara lain menjadi cairan pembersih yang bernama Eco Enzyme.
0
491
Bagikan di Whatsapp:

PKK Network – Komunitas Eco Enzyme Nusantara (EEN) dibentuk pada tahun 2019 oleh para relawan yang mencintai lingkungan dari berbagai kota di Indonesia. Dibentuknya komunitas EEN, berawal dari keinginan para penggagasnya berperan serta dalam penyelamatan bumi dari pemanasan global yang berdampak pada bencana alam.

Komunitas EEN juga bertujuan untuk mengajak masyarakat agar lebih peduli terhadap lingkungan dan bumi yang ia pijak. Dengan terus melakukan sosialisasi yang baik di tengah masyarakat, komunitas EEN terus mengalami perkembangan.

Untuk menunjang sosialisasi, komunitas EEN membentuk tim pendukung yang bergerak melalui online ataupun offline. Untuk sosialisasi online, komunitas EEN membuat modul pengenalan dan pembelajaran melalui YouTube.

Perwakilan komunitas Eco Enzyme Nusantara saat melakukan audiensi dengan Pj Gubernur DKI di Balai Kota, September 2023 lalu. (dok. IG Eco Enzyme Nusantara)

Komunitas EEN ini cepat sekali berkembang sampai se-nusantara bukan semata-semata karena aktivitasnya saja. Tapi juga karena, komunitas ini saling berbagi ilmu tanpa pamrih dengan masyarakat untuk kebaikan lingkungan.

Komunitas Eco Enzyme Nusantara saat memperingati Hari Lingkungan Hidup Sedunia 2022, melakukan kegiatan antara lain Penuangan Eco Enzyme di Situ Tujuh Muara. (Dok. IG Komunjitas Bintaro – KomBin)

Saat ini komunitas EEN sudah meluas ke hamper semua provinsi dengan lebih dari puluhan kelompok komunitas yang tersebar di seluruh Nusantara. Sila ikuti akun Instagram @ecoenzymenusantara.

Penemu Eco-Enzyme

Eco-Enzyme atau dalam bahasa Indonesia disebut ekoenzim (EE) dikembangkan oleh Dr. Rosukon Poompanvong, pendiri Asosiasi Pertanian Organik Thailand, yang melakukan penelitian sejak tahun 1980-an dan kemudian diperkenalkan secara lebih luas oleh Dr. Joean Oon, seorang peneliti Naturopathy dari Penang, Malaysia.

Pembuatan Eco Enzyme berlatar belakang, pertama 70% sampah yang dibuang ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Sampah adalah sampah organik. Dimana sampah organik di TPA akan menimbulkan bau tidak sedap, mengurangi tingkat daur ulang plastik, serta memberi resiko terjadinya ledakan akibat gas metana. Dengan membuat Eco Enzyme, kita telah mengolah sebagian besar sampah kita dan mengurangi beban TPA.

Kedua, produk-produk yang sering digunakan dalam kehidupan sehari-hari sebagian besar mengandung bahan kimia sintetis yang berbahaya bagi kesehatan manusia dan lingkungan. Kemasan dari produk-produk tersebut juga mencemari lingkungan, karena hanya sebagian kecil saja yang didaur ulang.

IG Live Streaming RTRW Network dengan Komunitas Eco Enzyme Nusantara, Desember 2021. (doc. IG RTRW Network)

Eco Enzyme adalah alternatif alami dari bahan kimia sintetis berbahaya di rumah. Dengan membuat Eco Enzyme, kita mengurangi produksi limbah kimia sintetis dan sampah plastik sisa kemasan produk rumah tangga pabrikan.

Dr. Ros membagikan ilmu dan penelitiannya tentang Eco-Enzyme selama 30 tahun secara cuma-cuma, dengan harapan agar semua orang tergerak untuk menyelamatkan Bumi. Oleh karena manfaatnya yang luar biasa tersebut, hak cipta formula eco enzyme hasil penelitian DR. Rosukon Poompanvong diserahkan kepada Perserikaratan Bangsa-bangsa, agar dapat dimanfaatkan oleh segenap penduduk bumi dan tidak dimonopoli oleh perusahaan tertentu.

*diolah dari berbagai seumber

Tim PKK Network

Editor: VAL

Penulis

Bagikan di Whatsapp:

Tulis Komentar