Membuat Taman TOGA secara Kolektif
PKK Network – Dunia pengobatan modern semakin maju. Namun tak lantas menjadikan masyarakat meninggalkan tradisi memanfaatkan tanaman obat untuk menjaga kesehatan keluarga. obat. Pekarangan mungil di rumah tak luput dari hadirnya aneka tanaman obat. Jika tak memiliki lahan, secara kolektif bahkan warga memanfaatkan lahan desa atau komplek perumahan. Hal ini yang antara lain dilakukan warga Magersari Permai Sidoarjo.
Tanaman Obat Keluarga (TOGA) merupakan tanaman budidaya yang dapat dimanfaatkan sebagai obat dengan metode penanaman secara rumahan. Dalam istilah lain adalah tanaman herbal atau apotek hidup. Secara turun temurun pemanfaatan tanaman obat ini dilakukan dengan berbagai alasan. Selain telah menjadi kebiasaan dari para orang tua yang di masa lalu memang tak cukup banyak alternatif pengobatan, juga karena mahalnya harga obat-obatan. Meski pada skala tertentu, pengobatan oleh medis harus dilakukan.
Bagian dari TOGA yang biasanya dimanfaatkan oleh masyarakat adalah akar atau rimpang, daun, buah, biji, dan bunga. Yang dijadikan pilihan sebagian besarnya adalah tanaman yang mudah tumbuh di berbagai macam iklim dan kondisi lingkungan. Berbagai sumber referensi kini juga mudah ditemukan di internet, sehingga memudahkan orang yang memilih mengatasi gangguan kesehatannya secara tradisional. Secara berkala, pihak pemerintah desa bersama tim kesehatan memberikan penyuluhan terkait pemanfaatan TOGA. Hal tersebut dilakukan tak lain agar tak ada kesalahan dalam pemanfaatan TOGA dan supaya budaya leluhur untuk memanfaatkan tumbuhan sebagai alternatif obat tidak luntur dan menghilang.
Budidaya TOGA dapat dilakukan secara bersama-sama dan kekeluargaan oleh warga. Ini seperti yang terlihat dalam tayangan Instagram @rt40_magersaripermaisda yakni sekelompok ibu-ibu di RT 40 Magersari Permai yang kompak dalam merawat dan menjaga taman TOGA secara rutin dengan membuat jadwal bergantian berdasarkan dasawisma masing-masing. Dalam skala besar, budidaya TOGA dapat menjadi sumber ekonomi baru bagi warga.
referensi tambahan: laman pertanian dot co
Tim PKK Network/Dhenok Hastuti
Editor: DHE