Munggahan ala Tim Dasawisma dan Anggota PKK Dabaresih

Istilah munggahan akrab di telinga masyarakat Jawa Barat dan Suku Sunda. Kata "munggahan" dimaknai sebagai "menaiki atau mendekati" bulan suci Ramadan.
0
235
Bagikan di Whatsapp:

PKK Network – Tradisi munggahan menjadi salah satu cara Muslim di tanah priangan sebagai ajang silaturahmi dengan keluarga, kerabat, dan teman. Tidak sedikit perantau yang menyempatkan diri pulang kampung untuk bisa mengikuti tradisi munggahan bersama keluarga. Dalam lingkungan-lingkungan terbatas, tradisi ini juga digelar. Termasuk oleh para pegiat PKK di RT 8 RW 5 Kelurahan Dago, Kota Bandung, atau yang akrab dengan singkatan Dabaresih (Dago Barat resik hejo).

Sabtu, 2 Maret 2024, tak kurang dari 25 ibu-ibu berkumpul di rumah salah satu warga. Pertemuan serupa biasanya dilangsungkan pada Sabtu pekan kedua setiap bulannya. Terkait waktu yang mendekati Ramadan, jadwal pun dimajukan, dengan agenda yang bertambah yakni pertemuan bulanan sekaligus munggahan.

“Harusnya tanggal 9 Maret pertemuannya. Kalau tanggal 11 mulai puasa, kemungkinan Sabtu depan warga sedang munggahan bersama keluarga besar. Makanya kami majukan. Agendanya tetap sama, hanya ditambah dengan silaturahmi munggahan,” kata Ibu RT Nurhayati yang sekaligus Ketua KPKK kepada Tim PKK Network yang berkunjung ke lokasi.

Dalam pertemuan bulanan tersebut dibahas berbagai informasi terkait kegiatan yang telah dilakukan oleh tiap dasawisma. Di RT 5 terdapat 6 dasawisma, dari Dasawisma A hingga E. Sebetulnya tidak sesuai ketentuan, yakni dasawisma yang secara harfiah artinya 10 rumah. Ada 15 hingga 20 rumah dalam setiap dasawisma.

“Di sini kan rumahnya dekat-dekat. Jadi disepakati lebih banyak anggotanya. Tapi semuanya aktif, kok. Hanya beberapa rumah saja yang kebetulan tidak tinggal menetap di RT sini,” ungkap Sekretaris KPKK Aas Murniasih.

Keberadaan dasawisma di setiap RT adalah untuk mempermudah penyampaian informasi kepada masyarakat. Baik informasi dari pemerintahan tingkat pusat hingga lingkungan terkecil. Misalnya informasi terkait agenda selama bulan puasa yang diagendakan di lingkup RW segera tersampaikan kepada warga melalui masing-masing ketua dasawisma. Begitu pula dengan informasi perihal data administratif seperti jumlah anggota keluarga terbaru tiap-tiap rumah, warga yang sakit, hamil, atau meninggal dunia, termasuk data pasangan usia subur dan peserta KB.

“Data itu diolah oleh masing-masing dasawisma. Pertemuan dilakukan seminggu sekali. Data bulanan baru disampaikan dalam pertemuan bulanan PKK, seperti sekarang ini,” ujar Ibu RT yang sekaligus sebagai Bendahara Bank Sampah Dabaresih ini.

Kemudahan lain berkat dasawisma yang berjalan aktif ini adalah perihal iuran. Berkat dasawisma, iuran terkumpul tepat waktu sehingga penggunaannya pun bisa optimal. Di RT ini setiap warga menyisihkan Rp12.000 setiap bulannya. Dengan pembagian Rp5.000 untuk kas RT, Rp2.000 untuk dana sosial, dan Rp5.000 untuk dikelola tim dasawisma yang dibagi kembali dalam dua pos yaitu dana anak asuh dan dana perelek. Jika ada sisa barulah masuk kas dasawisma yang nantinya bisa dimanfaatkan untuk kebutuhan nonrutin, misalnya untuk acara Agustusan, perayaan keagamaan, termasuk kegiatan seperti munggahan ini.

Botram atau makan bersama menjadi hal yang tak boleh terlewatkan (Dok. Istimewa)

Pertemuan yang diawali dengan rapat bulanan, arisan, dan makan bersama itu diakhiri dengan saling bersalaman serta memaatkan. Di penghujung, para ibu dari usia muda hingga lansia ini menikmati akhir pekan dengan berkaraoke bersama.

Saling bersalam dan bermaafan sebelum memasukin bulan Ramadan (Dok. Istimewa)

Sebagai catatan tambahan, RT 08 RW 05 Dabaresih baru-baru ini menjadi pemenang kedua dalam lomba Penerapan Teknologi Tepat Guna dalam Pengelolaan Lingkungan yang diselenggarakan oleh Pegadaian. Kemenangan tersebut diperoleh tak lain karena kerja sama yang baik antara Ketua RT dengan warganya yang mau berdisiplin melakukan pemilahan sampah. Kebersamaan yang selain menciptakan lingkungan yang bersih juga memberikan manfaat ekonomis melalui hasil penjualan barang-barang yang sudah dianggap sampah.

 

Tim PKK Network/Dhenok Hastuti

Editor: DHE

Penulis

Bagikan di Whatsapp:

Tulis Komentar