Waspada Kanker Payudara

Kanker payudara masih menjadi penyebab kematian yang tinggi di berbagai belahan dunia.
0
81
Bagikan di Whatsapp:

PKK Network – Penyakit Tidak Menular (PTM) menjadi salah satu perhatian para pegiat PKK terutama tim Pos Binaan Terpadu (Posbindu). PTM menjangkiti individu di berbagai belahan dunia dan menjadi penyebab kematian yang tinggi pada setiap tahunnya. Kanker payudara adalah salah satunya.

Kanker payudara merupakan salah satu jenis tumor ganas yang berkembang di sel-sel payudara. Hal ini terjadi karena adanya pertumbuhan abnormal dari sel-sel payudara. Sel-sel itu membelah diri lebih cepat dari sel normal, berakumulasi, lalu membentuk benjolan atau massa. Pada stadium yang lebih parah, sel-sel abnormal itu akan menyebar ke organ tubuh lainnya melalui kelenjar getah bening.

Faktor Risiko

Dokter spesialis bedah onkologi, dr. Monty Sumitro, Sp.B(K)Onk mengatakan bahwa penyebab kanker 65% adalah hormonal, ditambah faktor genetik, dan kegagalan pengendalian mekanisme kontrol tubuh. Selain itu, ada faktor risiko yang diduga menjadi pemicu kondisi ini, yaitu:

  • Jenis kelamin, perempuan lebih berisiko dibandingkan laki-laki
  • Usia di atas 50 tahun
  • Belum pernah hamil
  • Memiliki payudara padat, dengan jaringan ikat banyak
  • Mendapatkan menstruasi pertama sebelum usia 12 tahun
  • Mengalami menopause di usia yang lebih tua
  • Menggunaka alat kontrasepsi hormon
  • Memiliki keluarga dengan riwayat kanker payudara
  • Pernah terpapar radiasi
  • Memiliki kebiasaan merokok dan minuman beralkohol
  • Mengalami obesitas

 

Gejala

Kanker payudara menjadi kewaspadaan dunia karena penyakit ini masih menjadi pembunuh nomor satu kaum perempuan. Kepada tim redaksi, dr. Monty Sumitro, Sp.B(K)Onk mengatakan bahwa sebagian besar penyebabnya adalah keterlambatan penanganan. Terlambat mengenali gejala, terlambat melakukan pemeriksaan, terlambat memutuskan melakukan pengobatan, dll. Pasien kanker payudara rata-rata meminta pertolongan medis sudah dengan kondisi stadium 3.

Ini dia beberapa gejala kanker payudara yang perlu kita waspadai:

  • Muncul benjolan atau terjadi pengerasan pada payudara
  • Kulit payudara mengalami kemerahan atau pembesaran pori-pori kulit hingga menyerupai kulit jeruk
  • Dari putih keluar darah
  • Pengelupasan kulit sekitar puting
  • Puting tertarik masuk
  • Perubahan tampilan payudara, baik ukuran maupun bentuk
  • Terjadi pembengkakan di bawah ketiak

 

Penanganan

Dalam penanganan kanker payudara, dokter akan melakukan pemeriksaan, baik melalui wawancara medis lengkap dengan pasien maupun dengan pemeriksaan penunjang. Pemeriksaan itu meliputi:

  • Mammogram atau foto payudara untuk mendeteksi kelainan pada payudara
  • Ultrasonografi (USG) untuk menentukan jenis benjolan
  • Biopsi, pengambilan sampel untuk memastika sel tersebut jinak atau ganas
  • Computerized Tomography Scan (CT scan) dan Magnetig Resonance Imaging (MRI) untuk menentukan ukuran dan penyebaran

Tindakan pengobatan yang dilakukan oleh tim medis meliputi pembedahan, radioterapi, kemoterapi, terapi hormonal, terapi biologis, dan terapi radiasi, sesuai dengan diagnosis.

Kanker secara genetik hanya di kisaran angka 5-15 persen saja. Selebihnya adalah karena makanan dan pola hidup tak sehat. Ditambah dengan keengganan untuk mencari pertolongan medis, maka kasus kanker payudara pun makin meningkat.

(dr. Monty Sumitro, Sp.B(K)Onk., pendiri Priangan Cancer Care)

 

Pencegahan

Tindakan pencegahan tentu saja lebih baik. Namun, seperti yang disampaikan  dr. Monty, kita sering kali mengalami rasa takut dan khawatir lebih dulu. Padahal 70-80% benjolan yang ditemukan pada payudara bukan kanker. Kisaran 20-30% itulah yang perlu diwaspadai. Dengan deteksi lebih dini, penanganan lebih cepat, dan peluang hidup lebih tinggi. Deteksi paling awal adalah dengan melakukan SADARI atau Pemeriksaan Payudara Sendiri.

Tujuan SADARI tak lain adalah untuk mengetahui ada tidaknya kelainan pada payudara, sebagai upaya deteksi diri secara mandiri. SADARI direkomendasikan untuk dilakukan perempuan sejak usia 20 tahun. Pemeriksaan disarankan dilakukan pada hari ke-7 hingga 10, dihitung mulai dari hari pertama menstruasi. Untuk yang sudah tidak mendapatkan menstruasi, bisa dilakukan tiap tanggal yang sama pada tiap bulannya.

SADARI bisa mulai dilakukan sejak berusia 20 tahun (Dok. Freepik)

 

Beberapa saran lain dari dr. Monty sebagai tindakan pencegahan:

  • Melakukan aktivitas fisik. Lakukan jalan kaki rutin 10.000m/hari dan atau beraktivitas di gym tiga kali seminggu minimal 45 menit.
  • Mengubah pola makan. Kurangi karbohidrat dan hindari makanan berlemak. Kolesterol adalah penyumbang 60-70% pencetus kanker.
  • Manajemen stres. Saat stres tubuh akan mengeluarkan kortisol. Sebetulnya tubuh punya mekanisme melawan penyakit termasuk kanker. Sayangnya si kartisol ini malah melemahkan antibodi yang sedianya betugas melawan sel kanker.
  • Periksa rutin. Untuk para perempuan, setelah mengalami menstruasi disarankan untuk melakukan pemeriksaan rutin. Pada anak-anak bisa jadi benjolan tak mengarah ke kanker, namun usia dewasa kewaspadaan lebih ditingkatkan.

 

Tim PKK Network/Dhenok Hastuti

Editor: DHE

Penulis

Bagikan di Whatsapp:

Tulis Komentar